Kotabaru, Borneo Pos -- Luas sawah diKotabaru semakin berkurang, langkah strategis apa yang akan Pemkab lakukan?
Program ketahanan pangan nasional yang digaungkan oleh presiden Prabowo Subianto dengan sasaran memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan bagi seluruh masyarakat merupakan program pro rakyat yang mesti mendapat dukungan dari semua elemen bangsa.
Barbagai langkah strategis dilakukan pemerintah diantaranya meningkatkan produktivitas tanaman padi, misalnya dengan memperbaiki manajemen pertanian dari awal tanam hingga panen.
Menjaga ketersediaan air dan infrastruktur irigas serta jalan usaha tani.
Menjaga keberlangsungan sumber daya alam, misalnya dengan penetapan lahan sawah yang dilindungi.
Sebaik dan semantab apapun program yang diturunkan pemerintah pusat, jika tanpa kerjasama dan kolaborasi intens dari semua stakeholder maka akan sangat sulit untuk mewujudkannya.
Hal ini yang diamati oleh media Borneo Pos dilapangan, dikecamatan Pulaulaut Tengah dan daerah lainnya di Kotabaru, terjadi pergeseran fungsi (alih fungsi) sawah serta kekurangan tenaga kerja (petani) dibidang pertanian.
Perbincangan media Borneo Pos, Sabtu (20/01/2025) dengan kai Ilyas, warga Desa Mekarpura Kecamatan Pulaulaut Tengah yang sejak muda terus dan konsisten bertani padi sawah dilahan seluas 1 hektar, tapi kini perlahan-lahan mulai bergeser ke perkebunan sawit, dan ini juga terjadi dibeberapa wilayah di Kotabaru.
"Lahan sawah kami yang ini, ada 1 hektar, mungkin tahun 2025 ini kami terakhir menanam padi dilahan ini," ucapnya.
Lebih jauh di diungkapkan kai Ilyas, kendala utama kami adalah air, hampir semua pertanian didaerah kami ini tak ada irigasi, kami hanya mengandalkan air hujan (sawah tanah hujan).
Selanjutnya disampaikan kai Ilyas bahwa dirinya bersama petani lainnya, rata-rata hanya menanam 1 kali dalam setahun.
"Karena itu, hasil pertanian padi sawah kami, belum bisa memenuhi kebutuhan hidup dan keperluan sekolah anak-anak," ungkapnya.
Selain persoalan ketersediaan air, terdapat juga perubahan fungsi sawah menjadi kebun kelapa sawit, karena prospek kebun kelapa sawit lebih menjanjikan secara ekonomi.
Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Kotabaru, sebagai motor penggerak (leading sektor) bidang pertanian untuk meningkatkan prouktifitas tanaman pangan dan holtikultura diantaranya padi, jagung, singkong, kacang tanah, kacang panjang, sawi, selada, bayam, cabai dan sayur mayur lainnya, selain itu juga mendorong peternakan ayam (kampung, petelor dan potong), kambing, sapi serta menjamin kestabilan harga jual bahan pangan tersebut.
Seperti diketahui bahwa dalam beberapa tahun terakhir Kabupaten Kotabaru tidak ada melakukan program cetak sawah atau penambahan luas sawah, yang ada justru beralihnya fungsi sawah menjadi kebun kelapa sawit, pemukiman dan fungsi lainnya.
Karena itu, Dinas Ketapang dan Pertanian Kabupaten Kotabaru perlu segera melakukan pendataan secara cermat, luaasan sawah yang berganti fungsi, dan segera melakukan cetak sawah ulang, selanjutnya melakukan promosi dan edukasi secara masif sampai ditingkat desa dengan memaksimalkan dan mengoptimalkan penyuluh-penyuluh pertanian dengan menggandeng pemerintah kecamatan dan stakeholder lainnya.(red)